Total Tayangan Halaman

Kamis, 24 Maret 2016

KATA KATA CINTA SAAT GALAU


kucukupkan pada rindu saja “mencintaimu adalah rahasiaku, yang tak diketahui kamu, yang dimengerti rindu” Kau masih ingat dengan tulisan ini? Pertama kali kutulis saat akhirnya kita berbalas aksara; rindu, kemudian tertulis rapi selanjutnya sebagai catatan kenangan yang kini tersimpan di buku ingatanku. Kau, bisa jika mau membuka dan membacanya kembali. Ingat? Mungkin kau lupa, maka kini kuingatkan kembali. Bahwa pernah ada sapa di antara kita. Dan kuakui, sungguh menyenangkan saat aksaramu kau tujukan kepadaku, meski tanpa harus kau sebut namaku. Aku tau, sebab kau pun menulis rindu di baris kata-katamu. Kalau kuingat, betapa mudahnya aku terlihat bodoh hanya dengan membaca balasanmu. Sungguh, aku seperti anak kecil yang dihibur ratusan badut lucu di depanku. Bukan, bukan. Aku tak menyamakanmu dengan badut-badut itu. Hanya saja, begitu mudahnya aku terhibur oleh balasanmu. Ah rindu, sungguh waktu itu sangat menyenangkan. Kupikir, dari sanalah kita dapat saling mengenal. Ketika tanpa sadar aksara mempertemukan kita. Ya, benar. Aksara. Dari rangkaiannya, kita yang entah siapa pada akhirnya bertemu. Lalu mencoba menjabat nama sebagai rindu. Mungkin hanya aku saja yang menganggapnya begitu. Aku ini perindu. oh ya, terima kasih untuk ‘pagi’mu. Dari sana aku mengenal begitu banyak puisi indah, gratis. Mengenalmu tak pernah salah. Hanya saja, ada yang harus kupendam untuk tak lebih dalam terjerembab di dalam kamu. Sudah kupikirkan untuk tak melanjutkan rasa yang melebihi rindu. Cukup kucukupkan rindu, saja. Maka aku tak pernah lagi menggiring rasa sebagai cinta. MAAF. Untuk kesekian kalinya, surat kutulis kepadamu, tanpa alamat tertuju. Lihat, betapa pengecutnya aku. Menulis namamu sebagai tertuju saja tak mampu, tak berani. Jujur, aku takut melihat segalanya harus berakhir nanti. Birokrasi keluargaku terlalu rumit untuk sebuah perbedaan yang kuanggap kecil; iman. MAAF sekali lagi. Pada dasarnya, aku tak pernah tau apakah ini cinta, atau hanya sekadar rasa yang diperkuat asa. Menempatkanmu di dalam dada sebelah kiri adalah salah, jika pada akhirnya dengan sengaja aku memilih pergi, seperti ini. Kau akan tetap menjadi rindu. “Kiraku tidaklah percuma aku mengenalimu lewat aksara yang bernamakan rindu , ku yakinkan nuraniku bahwa rinduku tak salah berlabuh padamu.”...i love u

Tidak ada komentar:

Posting Komentar